Rabu, 24 September 2014

Batu Lagawa si Mulut Besar

Batu Lagawa si Mulut Besar
            Desa Pido yang berada di pegunungan Alor Timur Laut, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur ini menyimpan banyak keunikan baik dari segi alam dan budayanya. Bebatuan yang besar banyak terdapat di seluruh wilayah bahkan di rumah-rumah penduduk.
            Beberapa diantaranya bahkan dipercaya memiliki unsur magis dan memiliki roh penunggu yang mendiami batu tersebut. Objek wisata batu dan sugai menjadi ikon dari Desa Pido yang wilayahnya dialiri sungai dan terdapat beberapa telaga.
Batu Lagawa
Batu besar ini sangat dikenal oleh warga masyarakat di Kawasan Alor Timur Laut. Bahkan nenek moyang orang Pido membuatkan sebuah lagu tentang batu ini. Menurut orang Pido, Lagawa artinya Mulut Besar. Dan Batu besar ini memiliki cekungan yang menyerupai mulut, dan di beberapa bagian terdapat cekungan-cekungan yang menyerupai telapak tangan manusia.

  
Batu Lagawa dilihat dari Perkebunan Warga


Konon kata tetua masyarakat tersebut batu ini berasal dari Timor leste yang dengan kekuatannya berjalan menyusuri pulau alor menuju pantai, namun ketika sampai di Pido, tepatnya di dekat telaga kliwa. Masyarakat takut jika batu besar ini melintasi tempat tinggal mereka maka akan merusak rumah atau bahkan menimbulkan korban jiwa, maka nenek moyang orang pido menahan batu tersebut agar tetap di sana. Mereka menahan kekuatan batu tersebut dengan tangan mereka, sehingga bekas-bekas telapak tangan mereka yang menahan batu tersebut masih terlihat membekas di Batu.
           

Berfoto bersama anak-anak Pido di Mulut Lagawa, terlihat di dinding mulut Lagawa cekungan-cekungan yang menyerupai jari dan telapak tangan manusia


Batu besar Lagawa ini terletak di perkebunan warga yang dekat dengan aliran Telaga Kliwa. Dalam keseharian masyarakat yang berladang, masyarakat yang bercocok tanam atau menjaga kebun mereka dari serangan babi hutan sering memanfaatkan mulut lagawa sebagai tempat berteduh ketika musim hujan. Terlihat bekas-bekas kayu api dan bale-bale bekas yang masih tertinggal disana.
            
 Sebuah cerita dari masyarakat bahwa dulu ada salah seorang yang mengambil foto batu lagawa tesebut dan dalam foto yang diambil terdapat penampakan seorang yang berpakain loreng seperti seragam tentara. Namun apabila kita berkunjung dan berfoto disana, sebaiknya dengan warga masyarakat lokal sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Anak Lagawa
Dalam perjalanannya Batu Lagawa ini berjalan bersama anaknya, namun anak Lagawa tertinggal di atas, di badan bukit tepatnya di bawah kampung Aumang. Anaknya yang tertinggal sendiri ini merasa kedinginan sehingga ia menggigil. Batu yang berukuran seperempat batu Lagawa ini sering disebut Batu menggigil karena dahulu batu ini terasa bergetar apabila ada orang naik ke atasnya.

Batu Merah
          Sebuah Batu besar seperti bukit berwarna merah. Sungguh menakjubkan, batu yang berwarna merah dengan bayangan seorang menaiki kuda di dalamnya. Jauh di atas perkampungan Pido, menyusuri ladang berbukit akan kita jumpai objek batu merah. Namun demi keamanan, kita tidak diizinkan mengambil foto batu tersebut. Karena sempat kejadian orang asing yang setelah mengambil foto batu merah, orang tersebut meninggal. Ketika berada di batu tersebut sudah terasa kesan angker batu merah.

Pemandangan di sekitar tempat melihat batu merah


Namun keistimewaan batu merah kurang nampak dari bawah batu. Setelah turun beberapa kilo, dari jalan setapak menuju kampung feimang barulah kita bisa lihat sebuah pemandangan alam yang menakjubkan. Di dalam batu besar berwarna merah tersebut terdapat gambar berwarna hitam yang kalau kita perhatikan menyerupai seseorang yang menunggang kuda. Satu kaki depan kuda seperti ditekuk, dan satunya lurus. Dan penunggang kuda terlihat agak membungkuk. Untuk dapat melihat batu ini kita harus meminta izin dari tetua desa dan sekaligus ditemani. Meskipun batu ini tidak boleh kita foto, namun kita bisa mengambil gambar di sekitar perkebunan yang memiliki pemandangan perbukitan yang indah dan dari puncak tersebut akan terlihat pantai Taramana yang indah.


 
Perkebunan warga di sekitar tempat melihat Batu Merah

4 komentar:

  1. Terimakasih para petualang..semoga dengan ini desa pido bisa menjadi menarik perhatian banyk wisatawan yg bisa berpetualang kesana dan bisa menyaksikan ke indahan alor timur laut kususnya di desa pido...dan ini sebagai tambahsn...arti dari desa PIDO adlah (Pasti Indah Dipandang Orang)

    BalasHapus
  2. Pido pasti indah di pandang orang itulah kampung halaman ku.


    BalasHapus